HARIANSUMEDANG.COM – Ciri dari SMP Negeri 6 Sumedang dalam dua tahun terakhir ini, banyak lukisan menghiasi dinding eksterior sekolah.
Di dinding depan sekolah diantaranya ada lukisan kupu-kupu ukuran besar, hingga bisa diselfiekan seolah-olah badan kita menjadi bagian dari tubuh kupu-kupu itu.
Tidak hanya itu, lukisan lainnya pun tidak kalah menariknya, seperti lukisan batik dengan warna corak yang cukup kontras.
Pertanyaannya, mural itu karya siapa, apa murid, guru, atau pelaku seni yang disewa oleh sekolah?
Baca Juga:
Optimisme di Pasar Meningkat: CSA Index Desember 2024 Menunjukkan Tren Positif untuk IHSG
M. Dzul Fahmi Siswa SMK PGRI 3 Karawang Raih Medali Emas di Ajang Karate Internasional
Berdasar keterangan dari beberapa orang guru, lukisan-lukisan cantik itu, bukan hasil kreasi siswa, bukan pula guru,.
Melainkan hasil karya Kepala Sekolah SMP Negeri 6 Sumedang, Jatnika Pria Utama.
Konon, di awal – awal tugasnya selaku Kepsek SMP Negeri 6 Sumedang, ia suka meluangkan waktunya untuk melukis dinding-dinding sekolah itu.
Ditemui di sela-sela kepadatan tugasnya selaku Kepsek, pria asal Desa Baginda Kecamatan Sumedang Selatan mengaku seni menjadi bagian dari kehidupannya.
Baca Juga:
Ingin Pemerintahan Bersih dan Korupsi Hilang: Presiden Prabowo Subianto: Saya Ditertawakan, Diejek
Cek Potensi Bahan Makan Bergizi Gratis, Prabowo Subianto Kunjungi Tambak Ikan Nila Salin di Karawang
Tidak hanya melukis, ia pun ternyata pecinta tanaman bonsai. Di rumahnya, banyak terkoleksi bonsai dari berbagai jenis tanaman.
Lukisan di dinding sekolah, kata Jatnika, perlu disesuaikan dengan bidang mata pelajaran tertentu
” Contoh lukisan kupu-kupu itu bisa ada hubungannya dengan proses metamorfosa,” katanya.
Jatnika ungkapkan prinsip hidupnya, bahwa setiap orang harus berjuang untuk menjadi yang pertama.
Baca Juga:
Camat Rengasdengklok Apresiasi Antusiasme Peserta Lomba Seni di SDIT BCM
Pasangan Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan Menang hingga di Atas 60 Persen di Pilkada Jawa Barat 2024
Tapi, katanya, bila tidak bisa menjadi yang pertama, jadilah yang terbaik.
Bilapun yang terbaik tidak bisa, maka jadilah yang pembeda. (Tatang Tarmedi) ***