HARIANSUMEDANG.COM – Ciri dari SMP Negeri 6 Sumedang dalam dua tahun terakhir ini, banyak lukisan menghiasi dinding eksterior sekolah.
Di dinding depan sekolah diantaranya ada lukisan kupu-kupu ukuran besar, hingga bisa diselfiekan seolah-olah badan kita menjadi bagian dari tubuh kupu-kupu itu.
Tidak hanya itu, lukisan lainnya pun tidak kalah menariknya, seperti lukisan batik dengan warna corak yang cukup kontras.
Pertanyaannya, mural itu karya siapa, apa murid, guru, atau pelaku seni yang disewa oleh sekolah?
Baca Juga:
Wakil Presiden Ke-9 RI dan Mantan Ketua Umum PPP, Hamzah Haz Meninggal Dunia
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzan: Pak Prabowo Amanahkan Dhani untuk Bandung yang Lebih Baik
Termasuk Kemiskinan dan Stunting, Kabupaten Bogor Disebut Gerindra Memiliki Masalah Kemasyarakatan
Berdasar keterangan dari beberapa orang guru, lukisan-lukisan cantik itu, bukan hasil kreasi siswa, bukan pula guru,.
Melainkan hasil karya Kepala Sekolah SMP Negeri 6 Sumedang, Jatnika Pria Utama.
Konon, di awal – awal tugasnya selaku Kepsek SMP Negeri 6 Sumedang, ia suka meluangkan waktunya untuk melukis dinding-dinding sekolah itu.
Ditemui di sela-sela kepadatan tugasnya selaku Kepsek, pria asal Desa Baginda Kecamatan Sumedang Selatan mengaku seni menjadi bagian dari kehidupannya.
Baca Juga:
Badan Pangan Nasional Ungkap Upaya-upayanya Bantu Atasi Fluktuasi Harga Pangan di Tingkat Petani
Tidak hanya melukis, ia pun ternyata pecinta tanaman bonsai. Di rumahnya, banyak terkoleksi bonsai dari berbagai jenis tanaman.
Lukisan di dinding sekolah, kata Jatnika, perlu disesuaikan dengan bidang mata pelajaran tertentu
” Contoh lukisan kupu-kupu itu bisa ada hubungannya dengan proses metamorfosa,” katanya.
Jatnika ungkapkan prinsip hidupnya, bahwa setiap orang harus berjuang untuk menjadi yang pertama.
Baca Juga:
Presiden Jokowi Bantah Keterangan Luhut Pandjaitan Soal Wacana Pembatasan Pembelian BBM Subsidi
Dalam 33 Hari, Total Volume Transaksi Jakarta Fair Kemayoran 2024 Tembus Mencapai Rp7,5 Triliun
Prabowo Subianto Sebut Pembangunan akan Sia-sia Kalau Negara Tidak Mampu Melindungi Rakyatnya
Tapi, katanya, bila tidak bisa menjadi yang pertama, jadilah yang terbaik.
Bilapun yang terbaik tidak bisa, maka jadilah yang pembeda. (Tatang Tarmedi) ***