HARIANKARAWANG.COM – Masih ada ruang yang sangat besar bagi pertumbuhan industri data center Indonesia di masa depan, bahkan diproyeksikan mencapai dua digit setiap tahunnya.
Dibandingkan dengan Jepang, kapasitas data center di Indonesia masih lebih kecil.
Kapasitas fasilitas pusat data di Jepang telah mencapai 7 hingga 8 watt per kapita, sementara di Indonesia masih 1 watt per kapita.
Dengan prospek yang baik tersebut, pihaknya pun mempertimbangkan untuk berinvestasi mendirikan fasilitas pusat data di lokasi lainnya
Baca Juga:
Ketua Umum BAPERS Agus Salim Resmikan Pusat Siaran Pers Badan Pemenangan Rudy Susmanto, Bapers.id
Rengasdengklok Sabet Juara Umum Jambore Satlinmas Kabupaten Karawang 2024
Saat ini fasilitas pusat data telah dibangun di tiga lokasi, yakni Jakarta, Cibitung, dan Karawang.
VP of Market Development and Sales Strategy PT DCI Indonesia Tbk Abieta Billy menuturkan hal itu dalam dalam “Public Expose 2024″ yang diikuti secara daring dari Jakarta, Senin (22/4/2024)
“Keadaan pasar industri data center saat ini masih berkembang dengan sangat baik, terbukti dengan statistik berbagai macam sumber.”
“Bahwa pertumbuhan industri data center itu masih berkembang dengan double digit setiap tahunnya,” ujar Abieta.
Baca Juga:
Selain itu, tahun ini DCI Indonesia juga menargetkan ekspansi kapasitas fasilitas pusat datanya sebesar 36 MW dengan menyelesaikan pengembangan Gedung JK6 sebagai gedung kelima di kompleks data center Cibitung.
“Ini akan membuat kapasitas total DCI Indonesia yang mencapai 83 MW pada akhir 2023 menjadi 119 MW pada akhir 2024,” ucap Abieta.
Potensi perkembangan industri layanan pusat data (data center) di Indonesia masih sangat besar, mengingat kapasitasnya baru mencapai 200 megawatt (MW).
“Indonesia dengan 270 juta penduduk memerlukan kapasitas data center kurang lebih 2.200 MW, sedangkan di Indonesia saat ini kapasitasnya masih hanya sekitar 200 MW,” kata Abieta Billy.***