HARIANSUMEDANG.COM – Mengembangkan kurikulum yang inovatif dan dinamis di sekolah sangatlah penting, sayang tidak banyak sekolah yang melakukan itu.
Berdasar penelusuran hariansumedang.com sedikitnya ada empat sekolah di Kabupaten Sumedang yang terlihat bergerak ke arah dinamis, kreatif dan inovatif.
1. SMP Negeri 2 Tanjungsari
Terutama dalam dua tahun terakhir ini, sekolah yang digawangi Sudrajat ini mampu bermetamorfosa menjadi sekolah hijau dan bebas sampah.
Baca Juga:
Khusus untuk Mahasiswa, Media Online Ini Siap Bantu Terbitkan Artikel Tugas Kampus di Media Online
Ini diawali dengan pembangunan Pusat Jajanan Siswa (Pujasi), dimana setiap siswa setiap harinya diwajibkan bawa piring dan sendok.
Sementara, pedagang yang tadinya bermangkalan di luar sekolah, dikumpulkan dalam satu dua lokasi dan mereka tidak diperbolehkan menjual produk yang pakai kemasan.
Dengan demikian, siswa membeli makanan yang hanya bisa ditumpahkan ke dalam piring, dan mereka memakannya dengan sendok.
Sekolah ini pun mampu menggerakkan siswanya untuk mengolah sampah dan limbah menjadi produk-produk olahan bermanfaat.
Baca Juga:
Beralamat di Kota Cimahi, Otoritas Jasa Keuangan Cabut Izin Usaha PT Bank Perkreditan Rakyat Kencana
Prabowo Subianto Berpesan ke Para Caleg dan Cakada Gagal Terpilih, Terus berjuang dan Tak Menyerah
Misal, bahan-bahan sampah plastik yang dijadikan tikar, tempat duduk, akseoris lampu dan masih banyak lagi jenis olahan lainnya.
2. SMA Negeri Tanjungkerta
Terutama sejak dipimpin Ajat Sudrajat, sekolah ini telah masuk ke jalur sekolah dengan nol rupiah pungutan.
Kepsek wanti-wanti mengisyaratkan agar program sekolah harus disesuaikan dengan ketersediaan anggaran BOS.
Baca Juga:
Optimisme di Pasar Meningkat: CSA Index Desember 2024 Menunjukkan Tren Positif untuk IHSG
M. Dzul Fahmi Siswa SMK PGRI 3 Karawang Raih Medali Emas di Ajang Karate Internasional
Tidak perlu membangun program muluk-muluk hingga pada akhirnya bisa berpotensi lahirnya pungutan.
Program sekolah harus berbasis ramah biaya, contoh perpisahan siswa bisa disatukan dengan pentas kreasi seni dimana program itu bisa didanai BOS.
Study Tour tidak perlu dijalankan ke tempat jauh, cukup di sekitar dekat dengan sekolah saja, dengan demikian orang tua siswa tidak perlu mengeluarkan biaya.
3. SMP Negeri 4 Pamulihan
Sekolahnya berada di wilayah terpencil di Desa Cinanggerang Kecamatan Pamulihan.
Meskipun berada di wilayah terpencil, namun sekolah ini telah tumbuh menjadi sekolah berdokumentasi digital.
Sejak awal ditugaskan selaku Kepsek SMP Negeri 4 Pamulihan, Deni Kurniawan mampu menata lingkungan sekolah dengan tanaman hias.
Ia terjun sendiri menata lingkungan sekolah hingga terasa nyaman dan sedap dipandang.
Dalam seminggu, Deni menerapkan program pembiasaan yang wajib dilaksanakan peserta didik.
Senin Patriot diisi Upacara dan Kedisiplinan, Selasa dan Rabu Serasi yaitu Selasa Rabu Literasi.
Kamis, Kalanada, yaitu Kamis Lagu Nasional dan Daerah, Jumat Jedor yaitu Jum’at Do’a Olahraga Resik.
Selain itu, program P5 di SMP Negeri 4 Pamulihan dijalankan secara sungguh-sungguh.
Gangstar (Gabungan Seni Tari Nusantara) satu produk P5 telah dijalankan dimana kelompok siswa bisa menciptakan madlay tarian nusantara yang menjadi ciri khas peserta didik SMP Negeri 4 Pamulihan.
4. SD Negeri Hegarmanah
Geliat perubahan di sekolah ini lebih terasa ketika kepemimpinan Ofiya Nisah, SD Negeri Hegarmanah
Ia ikut serta pelatihan Global Citizenship Education (GCED), program pendidikan Unesco,. dampaknya, SDN Hegarmanah di dikenal hingga ke Asia Pasifik.
SD Negeri Hegarmanah telah berhasil kembangkan program Teras Hijau memanpaatkan areal Dak yang kosong di atas bangunan kelas lima.
Dak kosong itu dipasang paranet untuk melindungi puluhan polybag berisi berbagai jenis sayuran dan buah-buahan.
Adapun komoditas sayuran yang ditanam berupa bayam, kangkung, sawi, cengek, cabe rawit, tomat dan tanaman rempah.
Akhirnya, siswa-siswi SD Negeri Hegarmanah riang gembira memanen sayuran hasil tanamnya sendiri.
Tidak hanya siswa-siswi, sebagian orang tua siswa pun turut menyaksikan kegembiraan anak-anaknya panen sayuran.
Bahkan sebagian orangtua kebagian jatah hasil pasakannya. Bahkan, sebagiannya lagi membawanya ke rumah. (Tatang Tarmedi) ***