HARIANSUMEDANG.COM — Siapa sangka, Ki Kebo Kenongo ahli metafisik dari Desa Cibeureum Wetan Kecamatan Cimalaka, dulunya beken sebagai Sang Penakluk Ular bernama Darsum.
Meskipun dunia ular telah cukup lama ia tangggalkan, namun bekas-bekas gigitan binatang itu masih berbekas jelas di tangan dan di wajahnya.
Dokumentasi ketika pentas dengan ular-ular berbisa dan phyton raksasa masih disimpan dalam album foto dan sebagian dipigurakan.
Ki Kebo Kenongo mengungkapkan awalnya ia selaku pemasok ular-ular untuk dijual ke restoran ular dan Kebun Binatang Bandung.
Baca Juga:
Ketua Umum BAPERS Agus Salim Resmikan Pusat Siaran Pers Badan Pemenangan Rudy Susmanto, Bapers.id
Rengasdengklok Sabet Juara Umum Jambore Satlinmas Kabupaten Karawang 2024
Lama kelamaan ia tertarik terjun ke ranah atraksi pementasan ular-ular berbisa keliling kota di Jawa Barat.
Baik untuk pasokan ke restoran, kebun binatang dan atraksi – atraksi mautnya, ular-ular itu buah pencarian sendiri ke hutan-hutan di pulau Jawa.
Ketika pencarian ular, kecuali obor atau petromaks, ia mengaku tidak pernah berbekal obat anti bisa atau ramuan-ramuan tradisional lainnya.
Seorang Darsum tidak pernah gentar bila bertemu ular berbisa atau phyton raksasa di hutan. Malahan, tubuh gempal melata itu, dianggap rejeki di depan mata.
Baca Juga:
Bergulat dengan ular phyton dianggap sebuah keilaharan dan nyaris tanpa pandang risiko, ” Terpenting, saya harus menghidupi keluarga dengan cara ini, ” katanya polos.
Kini Si Penakluk Ular Darsum telah berubah menjadi praktisi merafisik yang kerapkali jadi objek kunjungan orang-orang dari Sumedang dan luar daerah.
masa lalunya tadi seolah jadi jembatan untuk meraih kema’rifatannya selama ini, ” Seperkasa-kasa orang, akhirnya akan masuk ke samuderanya Dia juga, ” kilah Darsum. (Tang)